sereperformance.com – Pada 29 November 2024, ketegangan kembali meningkat di wilayah perbatasan Israel dan Lebanon setelah kedua pihak, Israel dan Hizbullah, saling menuduh melanggar gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya. Gencatan senjata ini, yang dimediasi oleh negara-negara besar, diharapkan dapat mengurangi kekerasan yang telah berkecamuk sejak beberapa bulan lalu antara kedua belah pihak.
Israel mengklaim bahwa Hizbullah telah meluncurkan beberapa roket ke wilayah utara Israel, meskipun pihak Hizbullah menyangkalnya dan menyatakan bahwa serangan tersebut adalah balasan terhadap serangan udara Israel yang menargetkan posisi mereka di Lebanon selatan. Hizbullah juga menuduh Israel melakukan serangan udara tanpa provokasi terhadap daerah yang berada di bawah kendali mereka, yang dinilai sebagai pelanggaran terhadap ketentuan gencatan senjata.
Konflik ini telah membuat situasi semakin memanas di kawasan yang sudah dipenuhi ketegangan. Perundingan gencatan senjata yang disepakati beberapa pekan lalu bertujuan untuk meredakan ketegangan setelah serangkaian pertempuran antara kedua belah pihak yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di kedua negara.
Menurut sumber dari PBB, meskipun ada pengawasan internasional untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata, insiden-insiden pelanggaran masih terjadi. PBB menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dan berkomitmen pada upaya diplomatik demi mencapai perdamaian yang lebih stabil.
Warga yang tinggal di daerah perbatasan kini hidup dalam ketakutan, dengan banyak dari mereka yang terpaksa mengungsi akibat serangan dan pemboman yang terus terjadi. Pemerintah Lebanon dan Israel masing-masing berjanji untuk menangani situasi dengan hati-hati, tetapi prospek perdamaian yang langgeng tampaknya masih jauh dari jangkauan.
Pertarungan diplomatik di belakang layar terus berlangsung, dengan negara-negara besar berusaha memediasi agar kedua pihak kembali pada meja perundingan. Namun, ketegangan yang terus meningkat di lapangan menunjukkan bahwa resolusi jangka panjang masih sangat sulit dicapai tanpa adanya komitmen yang lebih kuat dari kedua belah pihak.