sereperformance.com – Pada 21 Januari 2025, dunia maya dihebohkan dengan penemuan bangkai ikan lumba-lumba yang ditemukan mati tersangkut di pagar laut di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Penemuan ini menjadi viral, menarik perhatian masyarakat karena ini merupakan kejadian langka di daerah tersebut. Lumba-lumba sepanjang 1,5 meter ini ditemukan dalam kondisi membusuk, mengapung di pagar bambu yang digunakan untuk pembatas laut.

Pertama Kalinya di Perairan Tersebut

Nelayan setempat, Markum (45), yang pertama kali menemukan bangkai lumba-lumba ini, menyatakan bahwa penemuan ini adalah kejadian pertama yang pernah terjadi di perairan tersebut. Markum, yang sudah bertahun-tahun melaut, mengatakan bahwa ia hanya pernah melihat lumba-lumba di laut lepas yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi penemuan. Sehingga penemuan ini sangat mengagetkan bagi dirinya dan para nelayan lainnya.

Penyebab Kematian yang Diduga Terkait dengan Aktivitas Manusia

Markum menduga bahwa ikan lumba-lumba tersebut mungkin terjerat oleh jaring nelayan atau tertabrak kapal besar sebelum akhirnya terbawa arus hingga tersangkut di pagar laut. Dugaan ini semakin diperkuat dengan adanya laporan bahwa pagar laut yang digunakan di lokasi tersebut memiliki bentuk dan desain yang dapat menjadi bahaya bagi satwa laut, seperti lumba-lumba, yang seringkali terjerat di antara pagar bambu tersebut.

Penyelidikan oleh Pihak Terkait

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bekasi, Imam Santoso, mengungkapkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian lumba-lumba tersebut. Karena lokasi kejadian berada di luar kewenangan mereka, Dinas Perikanan menyerahkan penyelidikan lebih lanjut kepada pihak-pihak terkait, seperti balai besar pengelolaan konservasi laut dan pihak berwenang lainnya. Ia juga menyarankan agar dilakukan penyelidikan mendalam untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian ikan lumba-lumba tersebut.

Dampak Pembangunan Pagar Laut terhadap Ekosistem Laut

Peristiwa ini menjadi perhatian publik terkait dampak pembangunan pagar laut terhadap ekosistem laut dan kehidupan satwa liar. Keberadaan pagar laut yang semakin banyak di wilayah pesisir dapat menimbulkan risiko bagi satwa laut, baik itu terjebak atau bahkan tercedera akibat kontak dengan struktur pagar yang keras. Dalam hal ini, penemuan lumba-lumba yang mati memberikan sinyal penting akan perlunya evaluasi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap pembangunan infrastruktur pesisir.

Pentingnya Pengawasan Lingkungan yang Lebih Ketat

Pembangunan infrastruktur di pesisir, seperti pagar laut dan jaring nelayan, memang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem dan menghindari kerusakan terhadap wilayah pesisir. Namun, dampak buruk bagi satwa laut dan lingkungan juga harus dipertimbangkan. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak terkait diharapkan untuk terus melakukan evaluasi serta pengawasan yang lebih cermat terkait pengelolaan pesisir dan upaya perlindungan terhadap satwa liar, terutama mamalia laut yang rentan.

Kesimpulan

Peristiwa ditemukannya ikan lumba-lumba yang mati tersangkut di pagar laut ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih memperhatikan dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan sekitar. Ini juga mengingatkan pentingnya menjaga ekosistem laut dan memastikan bahwa pembangunan infrastruktur di pesisir tidak membahayakan kehidupan satwa laut.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan ada langkah-langkah yang lebih tegas dalam melindungi kehidupan laut serta evaluasi mendalam terkait kebijakan pembangunan pesisir yang ramah lingkungan dan aman bagi satwa liar.

By admin