sereperformance.com Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia tengah menyiapkan pelaksanaan sistem Nutri-level, yang merupakan adaptasi dari konsep Nutrigrade di Singapura. Sistem ini bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap kandungan gula, garam, dan lemak dalam makanan olahan. Meskipun masih dalam tahap pembahasan, kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, telah menyatakan bahwa draft regulasi Nutri-level telah diselesaikan dan sosialisasi terhadap industri dan masyarakat telah dimulai, bahkan hingga tingkat presiden.
Nutri-level di Indonesia akan mencontoh Nutrigrade Singapura, di mana makanan yang paling sehat diberi tingkatan A, sementara tingkatan D menunjukkan makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi. Fokus awal penerapan Nutri-level akan diberikan pada makanan olahan, dan rencananya akan diberlakukan dalam waktu dekat.
Kementerian Kesehatan RI juga terlibat dalam pembahasan penerapan Nutri-level ini, yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. Penerapan konsep ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pilihan makanan yang lebih sehat.
Secara bertahap, Nutri-level akan diterapkan pada gerai-gerai minuman siap saji, termasuk produk UMKM. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa penerapan Nutri-level ini adalah salah satu upaya pencegahan penyakit tidak menular, termasuk diabetes, dan meningkatkan literasi masyarakat terhadap pangan berisiko bagi kesehatan.
Di Indonesia, angka konsumsi minuman manis cukup tinggi, dengan 68,6 persen anak usia 3-4 tahun mengonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi. Angka ini menurun secara bertahap di kelompok usia yang lebih tua, namun tetap tinggi. Asupan gula yang berlebihan dikenal sebagai salah satu penyebab obesitas, dan angka obesitas di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi obesitas mencapai 14,4 persen, naik dari 13,6 persen pada tahun 2018. Sementara prevalensi kelebihan berat badan pada tahun 2023 adalah 23,4 persen, naik dari 21,8 persen pada tahun 2018. Dengan penerapan Nutri-level, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah memilih makanan yang sehat dan mengurangi risiko penyakit tidak menular.