Israel meningkatkan kesiapan militernya dan merancang serangan strategis yang ditujukan untuk melumpuhkan fasilitas nuklir Iran secara total. Pemerintah Tel Aviv mengklaim bahwa program nuklir Iran telah mencapai titik yang mengancam stabilitas kawasan dan tak bisa lagi ditoleransi melalui jalur diplomasi semata.
Pejabat militer Israel menyatakan bahwa mereka telah memetakan lokasi-lokasi utama fasilitas nuklir Iran, termasuk Natanz dan Fordow. Mereka menyiapkan skenario serangan udara presisi yang melibatkan pesawat tempur canggih dan sistem intelijen satelit. Tujuannya jelas: menghentikan kemampuan Iran memproduksi senjata nuklir sebelum mencapai tahap operasional.
Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa negara mereka tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman eksistensial. “Kami tidak akan menunggu sampai terlambat. Kami siap bertindak untuk melindungi rakyat kami dan kawasan Timur Tengah dari bahaya nuklir,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Sementara itu, Iran mengecam rencana tersebut dan menganggapnya sebagai provokasi militer. Pemerintah Teheran memperingatkan bahwa setiap serangan akan dibalas dengan kekuatan penuh. Mereka juga memperkuat sistem pertahanan udara di sekitar situs-situs nuklir utama.
Masyarakat internasional pun mulai cemas. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB menyerukan agar kedua pihak menahan diri. Namun, hingga kini, spaceman gacor Israel tetap menunjukkan sikap keras dan menyatakan siap bergerak kapan saja jika diplomasi gagal.
Ketegangan ini menempatkan kawasan Timur Tengah dalam kondisi genting. Jika konflik meletus, dampaknya bisa mengguncang stabilitas global, terutama terkait energi dan keamanan geopolitik.