Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Ribuan warga yang kelaparan berdesakan setiap hari di dapur umum demi mendapatkan makanan. Di tengah blokade dan konflik berkepanjangan, warga berjuang bertahan hidup dengan mengandalkan bantuan yang datang dalam jumlah terbatas.

Relawan kemanusiaan melaporkan bahwa banyak keluarga mengantre sejak pagi buta, bahkan sebelum dapur bantuan buka. Mereka membawa anak-anak dan kantong plastik kosong, berharap bisa membawa pulang sekantong nasi atau semangkuk sup. “Kami hanya bisa memasak apa yang tersedia, dan itu sering kali tidak cukup,” kata Amir, salah satu relawan dapur umum di Gaza City.

Organisasi bantuan internasional berusaha menyalurkan logistik, tetapi mereka mengaku kesulitan menjangkau banyak wilayah karena jalur distribusi terputus dan izin akses terbatas. Sementara itu, jumlah pengungsi dan warga terdampak terus meningkat setiap hari. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia menjadi kelompok paling rentan dalam antrean panjang yang tidak manusiawi ini.

Meski dalam keterbatasan, para relawan tetap memasak, membagikan, dan mengatur antrean dengan sabar. Mereka menyadari bahwa banyak warga bergantung penuh pada dapur umum untuk makan sekali dalam sehari. “Kami tidak tahu sampai kapan bisa bertahan, tapi kami tidak punya pilihan lain,” ujar Layla, seorang ibu tiga anak yang setiap hari datang ke titik bantuan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa warga Gaza tidak hanya membutuhkan makanan, tetapi juga akses kemanusiaan yang adil dan berkelanjutan. Dunia daftar medusa88  internasional harus segera bertindak untuk mencegah bencana kelaparan yang lebih luas terjadi.

By admin